Bus Dengan Transmisi Manual Vs Automatic Berikut Penjelasannya

Bus Dengan Transmisi Manual Vs Automatic yang mana akan berhubungan Jika membahas soal kenyamanan bus pastinya tidak terlepas dari pengaruh suspensi hingga sistem transmisi yang dipasangkan pada chasis bus tersebut.

Pada segmen pasar bus Indonesia saat ini terdapat 2 jenis sistem transmisi yaitu Manual dan Automatic (otomatis), namun bus dengan transmisi manual lebih banyak digunakan oleh operator bus di Indonesia.

Ada banyak faktor yang membuat bus dengan transmisi Manual banyak digunakan oleh kendaraan di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan daya tahan, efisiensi, dan tenaga mesin yang lebih responsif menjadi keunggulan dari transmisi jenis ini.

Sedangkan kekurangannya terletak pada perpindahan rasio gear pada gearbox yang memiliki jeda sehingga apabila pengemudi bus belum memiliki jam terbang yang cukup banyak maka saat ia memindahkan gigi akan terasa tidak halus bahkan memberikan gangguan secara langsung kepada penumpangnya.

Bus dengan transmisi manual dapat kamu temui pada chasis bus kelas menengah bawah hingga atas seperti Hino Series (AK, RN, RK, RM dll), Mercedes Benz OH 1626, OH 1526, dan masih banyak lagi.

Sedangkan pada transmisi Automatic terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu Automated Manual Transmission (AMT) dan Torque Converter yang keduanya memiliki karakteristik berbeda.

Bus dengan transmisi Automatic diklaim lebih nyaman karena perpindahan rasio gear pada gearbox lebih halus jika dibandingkan dengan manual.

Sehingga pada saat bus berjalan maka penumpang bus dapat dengan nyaman bersantai tanpa perlu terganggu oleh perpindahan rasio gear pada gearbox.

Pada chasis bus kelas menengah ke atas “premium” seperti halnya Mercedes Benz memasangkan Transmisi ZF Ecolife yang sudah Torque Converter pada chasis bus Mercedes Benz OC500 RF (Raised Floor) OH 2542.

Begitulah pembahasan singkat tentang Bus Dengan Transmisi Manual Vs Automatic, bagaimana menurut sahabat transport? bagikan pendapatmu dikolom komentar dibawah.