Seperti yang kita ketahui banyak truk di Indonesia yang tidak memiliki hidung (Flat Nose) pada bagian kabin depannya, yang dimana pada negara-negara dibenua Amerika dan Amerika Latin banyak beredar truk dengan hidung (Long Nose) yang besar-besar dan memiliki diameter yang cukup panjang.
Hidung (Nose) pada bagian depan truk biasanya digunakan untuk menaruh mesin, hal tersebut bukan tanpa alasan melainkan agar mesin yang digunakan pada truk tersebut tidak mudah mengalami kepanasan atau “Overheat”.
Inilah keunggulan dan kekurangan truk bermoncong yaitu
1. Mengurangi Bland Spot (Titik buta)
Visibilitas atau jarak pandangan pengemudi merupakan salah satu faktor mengapa truk di Indonesia tidak mengenakan hidung (Flat Nose),
sehingga pengemudi dapat melihat area depan kemudi dengan leluasa serta kondisi jalan di Indonesia yang berliku menjadikan truk tanpa hidung (Flat Nose) sebagai sebuah standar truk di Indonesia.
Baca Juga: Truck Axor Euro 4 Mulai Diproduksi Tahun 2022
2. Kestabilan Kendaraan atau Aerodinamika
Truk dengan hidung atau Long Nose memiliki stabilitas kendaraan lebih baik dibandingkan truk tanpa hidung atau (Flat Nose),
sehingga dapat lebih mengefisiensikan penggunaan bahan bakar.
3. Kapasitas Kargo
Setiap negara didunia pastinya memiliki sebuah regulasi yang membatasi serta mengatur dimensi panjang kendaraan dinegara tersebut,
sehingga truk dengan hidung (Long Nose) dapat memakan panjang truk dan mengurangi kapasitas angkut kargo truk itu sendiri.
Disisi lain truk tanpa hidung atau (Flat Nose) memiliki daya angkut kargo yang lebih besar dibandingkan truk dengan hidung (Long Nose).
Eksplorasi konten lain dari DigitalOtoTransport.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
