Body Roll Atau Limbung Pada Bus sering terjadi pada saat bus melakukan Manuver menikung maupun berpindah jalur dengan kecepatan yang cukup tinggi sehingga menimbulkan efek body roll yang mana Body bus akan mengalami kemiringan beberapa derajat.
Limbung sendiri dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor seperti tinggi body, Suspensi, hingga tinggi dari ground clearance yang ada pada bus.
Baca Juga: Mengenal PO Rosalia Indah, Pemilik Bus Double Decker Terbanyak Di Indonesia
Selain beberapa faktor diatas, muatan bus juga dapat memicu terjadinya limbung pada bus. Sehingga beberapa perusahaan otobus sudah mulai menerapkan regulasi barang bawaan penumpang.
dalam hal ini seperti PO Rosalia Indah sebagai salah satu perusahaan otobus yang telah menerapkan aturan tersebut dimana setiap penumpang (tiket) hanya diperbolehkan membawa barang bawaan dengan maksimal berat mencapai 30 Kilogram.
kondisi Limbung yang secara berlebihan juga dapat menyebabkan kendaraan kehilangan kendali dan terguling.
Contohnya pada chasis bus Mercedes Benz telah menyediakan fitur “Electronic Stability Program” (ESP) untuk meminimalisir body roll atau limbung pada chasis produksinya yang dapat kamu temui pada beberapa tipe chasis big bus produksinya seperti Mercedes-Benz OC 500 RF 2542. Fitur serupa juga terdapat pada chasis bus produksi pabrikan lainnya.
Selain produsen chasis bus, sejumlah karoseri di Indonesia juga telah melakukan Inovasi untuk meminimalisir terjadinya Body Roll atau Limbung ini. Seperti karoseri bus Tentrem yang berhasil melahirkan suatu inovasi sistem Body Traction Stabilizer atau BTS.
Baca Juga: Hino AK 240 Generasi Penerus Chasis A 215
Fitur Body Traction Stabilizer (BTS) tersebut berfungsi untuk meminimalkan body roll pada chasis bus yang memiliki fitur stability kurang baik. Fitur BTS tersebut pertama kali digunakan pada armada bus milik PO EPA Star.
itulah pembahasan tentang limbung yang terjadi pada bus, bagaimana menurut sahabat transport? bagikan pendapatmu dikolom komentar.
